Dari tahun ke tahun produk pemutih wajah tetap menggiurkan bagi masyarakat khususnya para kaum hawa.
Mungkin karena adanya anggapan " (tidak) putih itu (tidak) cantik ". Padahal " hitam itu manis lho..." sering terlupakan.
Tak bisa dipungkiri dengan anggapan tsb diatas maka berlomba-lomba jugalah mencoba macam-macam produk pemutih,
sampai kurang memperhatikan apakah produk tsb aman atau malah berbahaya.

Sering kita dengar dan lihat berita dimedia massa ada banyak konsumen yang akhirnya menderita (wajah hancur) karena
sembarangan memakai produk pemutih, tapi sesering itu pula konsumen melupakannya.
Iklan (ingat "iklan selalu berlebihan") di media electronic begitu menggiurkan bahkan dengan menghadirkan saksi-saksi yang berhasil dgn produk tertentu, maka tak heran
konsumenpun kembali beralih dgn memakai produk tsb. Maksud hati mau putih seperti salju, ternyata kulit wajah malah "putih" tak karuan.
Kalau sudah begini, yang rugi tetaplah konsumen.

Jauh sebelum kita mencoba produk-produk pemutih, ada benarnya kita mengerti bahwa Sang Pencipta sudah mengaturnya termasuk warna kulit wajah kita.
Seperti orang-orang Eropa mereka memiliki warna kulit yang putih karena memang jarang terkena sinar matahari (curah sinar matahari kurang disana ) dibandingkan
dengan Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa dengan curah matahari yang besar. Dan disinilah pigmen melamin yang berfungsi untuk menyaring radiasi sinar matahari
yang memang melimpah di daerah khatulistiwa. Dengan benteng pigmen itu, kulit kita tidak mudah terbakar saat kena sinar matahari.

Memakai produk-produk pemutih (lebih masuk akal kalau disebut sebagai "produk utk mencerahkan kulit", atau "menghilangkan kulit kusam") mungkin sah-sah saja sejauh kita
memakai produk yang aman dan legal.

Produk "pemutih" kulit sendiri terbagi menjadi tiga kelompok :

1) Kosmetik => disebut kosmetik jika produk itu tidak mempengaruhi fisiologi kulit, seperti sabun.

2) Kosmetisikal => disebut kosmetisikal jika produk itu mempengaruhi fisiologi kulit tapi masih boleh dibeli secara bebas-terbatas, tanpa harus memakai resep dokter.
Contohnya : produk yang mengandung alpha hydroxy acid (AHA), asam glikolat (glycolic acid) 4%, arbutin, dan hidrokuinon 2% (yang disebutkan terakhir ini
belakangan diributkan karena diissukan sudah dilarang pemakaiannya).

3) Kosmetomedik => produk-produk ini mempengaruhi fisiologi kulit dan hanya boleh dibeli dengan resep dokter.
Contohnya : hidrokuinon di atas 2% dan asam retinoat (berapapun kadarnya). Asam retinoat ini di label produk kadang ditulis sebagai tretinoin.
Produk-produk ini sangat mungkin menimbulkan efek samping yang serius sehingga pemakaian harus di bawah pengawasan dokter.

Dalam ilmu kedokteran kulit, yang bisa disebut sebagai pemutih kulit sebetulnya hanya golongan ketiga, yaitu kosmetomedik. Dua golongan pertama, kosmetik dan kosmetisikal,
boleh dibeli bebas tapi tidak sampai membuat kulit lebih putih. "Jadi kalau ada iklan obat bebas yang bisa membuat kulit putih, itu pasti tidak benar". Klaim yang paling
masuk akal adalah "membuat kulit lebih segar, tidak kusam, sehingga tampak lebih cerah, bukan menjadi lebih putih!.

Sebagai contoh, AHA atau asam glikolat. Bahan ini bekerja dengan cara mengelupaskan sel kulit terluar. Setelah terkelupas, secara alamiah sel kulit terluar akan diganti oleh sel kulit baru.
Dengan begitu diharapkan kulit bisa lebih segar sehingga tampak lebih cerah.
Ini beda dengan cara hidrokuinon, cara kerjanya menghambat pembentukan pigmen sehingga kulit lebih terang. Namun dalam kadar besar, hidrokuinon bisa menimbulkan efek buruk dalam kulit
yang sensitif. Itu sebabnya, pemakaian hidrokuinon 4% harus di bawah pengawasan dokter.

So, berhati-hatilah sebelum mencoba sebuah produk yg menjanjikan "membuat kulit lebih putih".

"Ubahlah pikiran Anda, maka dunia Andapun akan berubah dengan sendirinya"
(Norman Vincent Peale, 1898 - 1993).

(Catatan : begitu menemukan dan membaca tulisan ini, segera saya check produk yg biasa saya pakai, dan tidak ada ditemukan tulisan "whitening", or AHA, glikolat,
dan produk ini buatan lokal alias "made in Indonesia".)

"Memang hitam aku, tetapi cantik, hai puteri-puteri Yerusalem"
(Kidung Agung 1 : 5).

Semoga bermanfaat.
Info : Intisari

1 comments:

Anonymous said...

Horas Bere..
Bah, sudah jadi pakar kecantikan pula kau sekarang...banyak kali kebisaanmu sekarang ya..hahaha

Sudahlah..gak usah kau pake produk2 kayak gitu, terima lah pemberian Tuhan apa adanya... :-)

BTW, soal upgrade blog, jangan ke Tulang lah tanyanya, Tulang sudah tua, sudah 'gaptek'..hahaha

Horas ma jala gabe...